TENTANG HATI DAN PENERAPANNYA DALAM PERGAULAN
Bismillah. Tujuan ditulisnya catatan ini yang pertama adalah sebagai ingatan untuk diri penulis sendiri. Yang kedua karena ditulis di media sosial semoga penulis dapat belajar bareng teman-teman semua. Kita punya amanat yaitu menyampaikan kebenaran yang haq meskipun satu ayat saja.
.
.
Pembahasan tentang hati telah banyak disebutkan dalam ayat dan hadits. Bahkan dari sekian ribu hadits yang telah diriwayatkan, sebanyak sepertiganya adalah tentang hati. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan hati sangat penting dan diperhatikan dalam agama. Bahkan saking pentingnya, penulis mikir-mikir nih mesti nulis dari mana. Namun mari kita diskusikan sesuai kadar pengetahuan kita saat ini, disesuaikan dengan format tulisan status fesbuk.
.
.
Disebutkan, ada seorang pemuda Ansor, yang dikabarkan oleh Rasulullah bahwa ia penduduk surga. Sampai ada sahabat yang menyelidiki sebab apa ia dikabarkan demikian. Lalu didapati bahwa pemuda tersebut senantiasa membuang jauh-jauh rasa hasad dan dengki serta memaafkan kepada siapa saja yang berbuat salah padanya. Disebutkan juga, dalam tubuh kita ini ada segumpal daging, jika ia baik maka baik pula seluruh tubuh, begitu pula sebaliknya, dan segumpal daging itu adalah hati.
.
.
Oke, dua itu dulu, lalu apa kaitannya dengan judul diatas?
.
.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kita sebagai makhluk sosial tentu berinteraksi dengan banyak orang. Terutama keluarga kita, saudara2 kita, tetangga2 kita dan teman2 dalam profesi maupun komunitas. Dengan demikian tentu kita mengetahui sedikit ataupun banyak dari karakter masing-masing. Hati yang baik menyebabkan apa yang terucap dan tergerak menjadi baik pula, sehingga orang-orang disekitar merasakan nyaman. Disebutkan juga bahwa muslim yang baik adalah yang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.
.
.
Kondisi hati seseorang, itu dapat dibaca oleh orang lain melalui tanda-tanda non verbal yang ditunjukkan. Ilustrasi mudahnya seperti ini, pernah nggak teman-teman punya sahabat/tetangga/keluarga, dan ketika sahabat/tetangga/keluarga tersebut ada disekitar kita, maka kita merasa nyamaaan. (saya tulis a nya tiga untuk penekanan saja 😉), bahkan ketika dalam satu kesempatan tidak terucap satu kata pun rasanya nyamaaan. Ketika sahabat/tetangga/keluarga tersebut bertemu ataupun bertamu, rasanya fine-fine saja, tidak ada rasa canggung, dan tidak ada rasa macem-macem yang lainnya. Dan ketika di lain tempat, sahabat/tetangga/keluarga tersebut berada, dia juga enjoy dengan siapa pun.
Ada nggak teman-teman menjumpai seperti itu?
.
.
Jangankan sesama orang, sejarah orang-orang shalih terdahulu mencatatkan bahwa binatang buas saja dapat tunduk dan keluar dari fitrahnya (fitrahnya binatang buas kan menerkam dan memangsa). Orang-orang yang diceritakan tersebut, mereka mempunyai hati yang baik. Hati yang baik adalah yang melakukan segala sesuatunya karena Rabb-nya saja. Mereka tidak punya kepentingan pribadi apa pun, tidak ada motivasi meraih sesuatu pun materi, nggak butuh pujian, popularitas, atau pun pengakuan manusia. Jika mereka melakukan ibadah, hati mereka tahu bahwa itu merupakan melaksanakan perintah Rabb-nya. Jika mereka berkata yang baik dan tidak menyakiti tetangga, itu karena hati mereka tahu bahwa itu tauladan Rasulullah. Jika mereka bersikap terhadap binatang, tumbuhan, dan lingkungan sekitar, itu karena hati mereka paham adab dan akhlak terhadap lingkungan.
.
.
Baik, kesimpulannya adalah, hati merupakan komandan bagi diri, dan menentukan baik dan tidaknya seseorang. Karena pentingnya hal ini, maka Aa' Gym menyanyikan lagu jagalah hati 🤩. Hati menentukan akhlak seseorang terhadap Rabb-nya, terhadap sesama manusia, dan terhadap lingkungan di sekitarnya.
.
.
Melalui catatan ini, manfaatnya bagi kita adalah kita semakin tahu kondisi hati kita masing-masing. Jika masih banyak yang perlu ditambal sana-sini, semoga kita diberikan kekuatan dan kemudahan untuk selalu memperbaikinya. Jika hati kita ternyata sakit, kita minta pada Rabb yang menggenggam hati supaya menyembuhkannya, ya.... biar sembuh, pulih, sehat, pelan-pelan sambil dinikmati prosesnya, jangan kemrungsung dan minta diganti dengan sepotong hati yang baru loh ya, hehe...
.
.
Sudah, mau nulis itu saja. Ditulis biar tidak lupa. Alhamdulillah.
Salam,
Agus Tri Yuniawan